Selasa, 19 Mei 2009

tetap berfikir positif selama mencari pekerjaan

Jika Anda ingin memperoleh pekerjaan dengan cepat, surat penolakan, sebagus apapun kata-kata di dalamnya, tentunya akan amat menimbulkan depresi,. Jika ekspektasi Anda lebih realistis, Anda pasti tahu bahwa Anda mungkin akan menerima sejumlah surat penolakan sebelum Anda memperoleh tawaran pekerjaan yang sesungguhnya. Anda bahkan dapat menjadikannya sebagai tebakan : berapa banyak surat penolakan yang akan Anda terima?

Tips-tips berikut ini akan membantu mendorong semangat Anda selama mencari kerja, tak peduli berapa lama Anda mencari pekerjaan.

· manfaatkan setiap surat penolakan sebagai kesempatan untuk belajar

· Cara:teleponlah dan tanyakan dengan sopan pada perusahaan mengenai feedback atas surat lamaran serta wawancara Anda. Jika menemukan kesalahan, ini dapat gunakan sebagai bahan koreksi sebelum Anda melamar untuk peluang selanjutnya.



· tetaplah banyak belajar dan mencari tahu.

· Cara:banyaklah membaca mengenai trend serta hal-hal yang terkait dengan pekerjaan serta minat Anda. Ambillah kursus singkat ataupun pelatihan khusus. Hadirilah konferensi, workshops serta seminar guna menjamin agar keahlian serta pengetahuan Anda selalu up-to-date.



· bicarakan usaha Anda dalam mencari pekerjaan

· Cara:bicarakan usaha Anda dalam mencari pekerjaan dengan keluarga, teman serta profesional seperti konselor, psikiater, guru, pemimpin agama, dll. Mencari pekerjaan seringkali melibatkan perubahan emosi dan membicarakannya dengan orang lain akan sangat menolong.



· jangan berpikir pesimis

· Cara:jangan gunakan kata-kata seperti “tidak bisa”, “tidak bisa”, “tak punya harapan”, “tidak mungkin”, dll. Berpikirlah positif ; “ya, saya bisa”, katakan pada diri Anda sendiri: “saya pasti bisa” bukannya “seandainya saya bisa”.



· terimalah pekerjaan sementara.

· Cara:terimalah pekerjaan sementara jika Anda membutuhkan uang ataupun pengalaman. Itu bisa saja kerja kontrak, proyek sementara, kerja paruh waktu ataupun pekerjaan diluar kualifikasi Anda. Pekerjaan sementara akan membantu membuat Anda tetap semangat serta memberikan tambahan terbaru bagi lamaran Anda. Jika perusahaan tertarik dengan pekerjaan Anda, di masa yang akan datang mereka dapat menawarkan pekerjaan lain bagi Anda.




· kerja sosial .

· Cara:lakukan kerja sosial yang membuuthkan keahlian Anda, serta memberikan pengalaman atau bahkan kontak yang terkait dengan pekerjaan yang Anda inginkan.



· hargailah dirimu sendiri.

· Cara:hargailah diri Anda sendiri yang telah berusaha keras untuk mendapatkan pekerjaan. Sebagai contoh, luangkan waktu untuk melakukan sesuatu yang benar-benar Anda sukai.



· tetap aktif.

· Cara:nikmati kegiatan-kegiatan di luar ruangan seperti lintas alam, bersepeda, berenang, ski, joging, berkebun, atau apapun yang Anda sukai. Cukup sepuluh menit bergerak di udara terbuka dapat membantu Anda merasa dunia begitu berbeda..



· bersikap baik pada diri sendiri.

· Cara:mungkin saja Anda merupakan orang yang sering mengkritik diri sendiri. Berikan break bagi diri Anda dan carilah sisi lucu dari diri Anda untuk Anda tertawakan.



· bacalah hal-hal yang menyenangkan.

· Cara:bacalah hal-hal yang telah Anda terima di masa lalu seperti ucapan terima kasih, penilaian kinerja, penghargan. Simpanlah mereka di dalam dokumen pencarian kerja Anda sehingga Anda dapat sering melihatnya.



· tetapkan batas waktu maksimal Anda boleh tetap “down” sewaktu merasa depresi (tidak boleh lebih dari beberapa jam).

· Cara: Selanjutnya segera mulai kegiatan Anda seperti semula.



· pahamilah mengenai silus kehilangan pekerjaan.

· Cara: bagaimana tanggapan Anda terhadap kegagalan Anda dalam mendapatkan pekerjaan akan tergantung pada kepribadian serta kondisi Anda. Namun, anda patut mengetahui bahwa emosi terdiri dari sejumlah tahapan yang dikenal sebagai job loss cycle :

· denial àAnda merasa shock, terutama jika Anda kehilangan pekerjaan secara tiba-tiba atau secara tidak diharapkan, Anda mungkin sama sekali tidak membayangkan bahwa segala sesuatu telah berubah.

· Anger à Anda marah kepada diri Anda sendiri dan juga kepada atasan serta perusahan tempat Anda bekerja sebelumnya

· Bargainingà Anda mencoba melakukan negosiasi dengan perusahaan dimana Anda meminta pekerjaan lain kepada perusahaan atau bahkan bersedia dengan bayaran yang lebih rendah.

· Depression à Anda mungkin mengalami kesulitan untuk mulai mencari kerja karena Anda merasa begitu tidak bernilai serta tidak berenergi.

· Acceptance à Anda menerima kenyataan bahwa pekerjaan Anda telah selesai dan kini saatnya untuk mulai mencari kerja secara serius.



Anda dapat saja melalui semua tahapan ini secara cepat, atau membutuhkan waktu lebih untuk sejumlah tahapan tertentu, dan secara periodik mengulangi tahapan-tahapan sebelumnya. Merasa sedih karena kehilangan pekerjaan merupakan hal yang normal dan alami, namun jika mengalami kesulitan untuk melewatinya, Anda dapat meminta bantuan profesional.
Siapa yang sukses mendapatkan pekerjaan amat tergantung pada bagaimana pelamar membawakan kualifikasi mereka sesuai dengan yang dibutuhkan pekerjaan, serta “ramuan kimia” dalam diri Anda. Anda hanya memiliki kontrol kecil terhadap pesona pribadi Anda, jadi bersikaplah menjadi diri Anda sendiri. Namun Anda dapat memperbaiki kualifikasi Anda, menulis surat lamaran yang lebih baik serta melatih keterampilan Anda dalam wawancara.

Jumat, 24 April 2009

panduan tips-tips dalam berkarir

tips-tips panduan menuju sukses dalam menggapai karir yang anda impikan. banyak orang yang hampir frustasi bahkan sampai frustasi dalam mencari kerja, dan banyak orang yang bingung apa yang harus dilakukan dalam pada saat menemui situasi-situasi jenuh di dalam kantor. disini saya coba menampilkan beberapa tips-tips mulai dari melamar kerja hingga apa yang harus anda lakukan apabila menemui situasi sulit yang anda temukan dalam pekerjaan sehari-hari anda, mudah-mudahan beberapa tips ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya dan dapat membantu untuk mencapai kesuksesan dalam berkarir. regards

Minggu, 19 April 2009

cara atasi malas ngantor

Berhubungan dengan hal sama terus-menerus memang gampang bikin bosan. Ada saatnya kita ingin bisa terbebas dari kantor meski satu hari saja. Menurut para psikolog dan ahli manajemen, hal ini wajar terjadi. Namun, Anda tidak disarankan membiarkan rasa ini hinggap terlalu lama. Atasi segera dengan cara berikut.

1. BUAT RENCANA
Rasa malas biasanya datang saat terbangun di pagi hari. Membayangkan rutinitas memang bikin malas. Ok, pikirkan sesuatu. Bagaimana kalau nanti siang iseng makan siang dengan Si Ganteng dari kantor sebelah? Atau, menelepon klien yang ketampanannya bak Adonis, dengan alasan…(silakan Anda pikir-pikir alasan cantik). Ah, atau sekadar bikin rencana rencana makan siang sedikit lama di tempat yang sedikit lebih jauh.
Mal, barangkali?
2. WARNA CERAH
Anda pasti tahu, warna bisa memberi sugesti. Nah, agar hari Anda terasa lebih bersemangat, coba gunakan baju kerja warna cerah atau warna favorit. Jika ternyata Anda harus mengenakan seragam, alihkan warna tadi pada aksesori seperti tas, sepatu, atau pernak-pernik lain.
3. UDARA PAGI
Nah, yang ini bisa Anda lakukan saat keluar dari umah. Rileks! Nikmati udara pagi dengan menarik nafas dalam-dalam sambil memejamkan mata. Lalu, tataplah langit pagi yang masih bersih dari polusi. Konon, ini dapat membantu membuang jenuh dan menikmati perjalanan.
4. RUTE BARU
Jalan yang biasa Anda lewati bikin malas ke kantor? Coba rute lain. Sedikit lebih jauh, tak apa. Yang penting, Anda mendapat pemandangan baru yang menyegarkan. Atau, Anda bisa juga menelepon seorang teman (di kantor lain yang searah) dan buat janji berangkat bersama. Lalu, buat janji untuk makan siang di tempat lain dan mampir ke mal sepulang kerja. Mengganti kebiasaan membuat hidup lebih variatif.
5. SECANGKIR KOPI
Masih belum hilang juga rasa malas itu? Belokkan saja arah menuju kantor seorang teman dan mampir sebentar. Belum puas? Arahkan langkah menuju mal atau toko buku terdekat (tapi bukan dekat kantor, lho). Menyempatkan diri untuk minum secangkir kopi atau sedikit kudapan sepertinya ide bagus.
6. DATANG TERLAMBAT
Ada sejuta alasan yang biasa Anda pakai untuk datang lebih siang (banget). Alasan ‘ada keperluan keluarga mendadak’ atau diare juga masih boleh dipakai kok. Asal jangan pakai alasan sama berkali-kali ya. Nanti Si Bos hapal.

Rabu, 15 April 2009

membunuh rasa jenuh dalam bekerja

Betapa pun tingginya semangat kerja, pasti ada masanya Anda merasakan jenuh pada pekerjaan. Ketika rasa jenuh itu begitu mengganggu, konsentrasi kerja jadi terhambat. Akhirnya, pekerjaan menumpuk dan tak bisa diselesaikan dengan baik. Jika itu yang tengah terjadi pada diri Anda, mulailah melakukan langkah-langkah berikut.

* Buat prioritas
Ketika Anda tak dapat memusatkan pikiran ke pekerjaan, strategi terbaik adalah dengan menempatkan diri dalam autopilot. Rata-rata, setiap tiga menit para karyawan mengganti topik pekerjaan mereka, menjawab email yang masuk, menelepon, atau membuka dokumen baru. Mulailah dengan membuat daftar semua tugas yang harus dikerjakan. Susun tugas Anda berdasarkan prioritas. Selesaikan setiap tugas sebelum mengerjakan tugas berikutnya. Kedengarannya sangat sederhana, tetapi cara ini dapat membantu Anda untuk lebih fokus.
* Istirahat
Setiap jam atau setiap menyelesaikan suatu tugas, sebaiknya istirahat selama 5 menit. Tinggalkan meja kerja dan hirup udara segar atau sekadar menyeduh segelas teh untuk menghangatkan tubuh. Bila keadaan memaksa Anda terbelenggu di meja kerja, gunakan waktu 5 menit untuk merenggangkan diri, berselancar di internet, main game solitaire, atau hanya sekadar menutup mata selama beberapa detik.
* Tidak mau diganggu
Orang yang suka mengganggu, biasanya pada saat-saat seperti ini jadi orang yang paling mengesalkan. Tunjukkan bahwa Anda sedang tak ingin diganggu. Bila punya ruangan sendiri, tutup pintu. Tunjukkan bahwa Anda sedang tak ingin diganggu. Bila tak punya ruangan sendiri, Anda dapat memperlihatkan sikap sibuk dengan memusatkan perhatian pada ketikan dan layar monitor komputer atau memasang earphone sambil bekerja. Jadwal ulang agenda rapat dan kurangi beban kerja yang berlebihan.
* Hindari kafein
Ada orang yang merasa dengan minum kopi dirinya akan menjadi lebih segar. Tetapi dia tidak menyadari, kafein dapat membuat detak jantung menjadi lebih cepat dan meningkatkan stres. Hindari mengonsumsi kafein. Sebaliknya, minumlah air putih yang banyak.
* Relaksasi
Olahraga rutin terbukti bisa mengurangi stres. Anda dapat menggunakan sedikit dari jam makan siang untuk mengendurkan otot-otot yang tegang. Keluarlah dari gedung dan jalan kaki. Lakukan latihan melemaskan otot-otot yang tegang. Angkat bahu setinggi mungkin, tahan beberapa detik, lalu lepaskan. Lakukan 10 kali dan perasaan tegang akan hilang. Tahan gerakan yang melepas hormon endorfin yang membantu menstimulasi kepekaan terhadap kesehatan.
* Tata ulang meja kerja
Cara Anda menata tempat kerja dapat membantu Anda merasa relaks. Menurut salah satu penelitian, menempatkan satu atau dua macam tanaman di tempat kerja dapat mengurangi stres dan memperbaiki produktivitas. Anda tidak memiliki jendela? Ciptakan hijau-hijauan artifisial. Foto keluarga atau foto yang paling Anda sukai atau bahkan kenang-kenangan pada waktu liburan yang paling mengesankan juga dapat memberikan tempat pelarian secara psikologikal.
* Mengkhayal
Kumpulkan brosur-brosur tentang liburan ke tempat-tempat yang sangat ingin Anda kunjungi atau tempat yang pernah dikunjungi. Bila sedang jenuh, keluarkan foto-foto tadi, tataplah, dan bayangkan Anda sedang berada di sana. Tutup mata dan bayangkan suara serta aroma tempat tersebut.
* Tarik napas
Bila sedang dilanda stres, kita cenderung menarik napas dengan cepat dan pendek-pendek. Lakukan sebaliknya, yaitu tarik napas dalam-dalam. Cara ini mengalirkan oksigen ke darah dan menenangkan pikiran.
* Sadari kenyataan
Semua orang pasti pernah merasakan betapa waktu berjalan sangat pelan. Anda tidak dapat dan tidak perlu menghindarinya. Terima kenyataan bahwa ada hari-hari di mana Anda tidak dapat memusatkan 100 persen perhatian pada pekerjaan. Jadi, ikutilah tips di atas tadi agar dapat melewati hari Anda, menunggu saatnya pulang kantor, kembali ke rumah, dan istirahat agar keesokan harinya Anda dapat memulai kembali hari dengan lebih baik.

menjawab pertanyaan sulit saat wawancara kerja

Wawancara kerja masih jadi momok bagi sebagian besar para pencari kerja. Padahal, dengan sedikit taktik Anda bisa, kok, berkelit dari pertanyaan-pertanyaan "jebakan". Kami bagi rahasianya.

Pertanyaan "masa depan"
Salah satu pertanyaan yang sering muncul dalam sebuah wawancara adalah bagaimana peta karir kita di masa datang. Misalnya saja, "di mana Anda lima tahun mendatang?".

Menurut Caroline Levchuck, konsultan karir dari Yahoo!HotJobs, untuk menjawab pertanyaan seperti itu, pilih untuk mengungkapkan kelebihan Anda. Jangan memberikan detil rencana karir Anda, namun diskusikan hal-hal yang menurut Anda penting untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme dan apa rencana Anda untuk mencapainya.

Pertanyaan "gaji"
Tidak mungkin sebuah perusahaan merekrut karyawan tanpa bertanya atau mengetahui gaji yang akan diberikan.
Banyak orang yang takut untuk menyebutkan nilai nominal tertentu untuk permintaan gajinya. Padahal mengatakan, "terserah atau mengikuti standar gaji di sini," juga bukan jawaban yang mencerminkan profesionalitas.

Bila Anda ditanya gaji yang diminta, cobalah untuk membelokkan pertanyaan dengan mencari keterangan mengenai standar gaji yang berlaku untuk posisi yang akan Anda masuki. Bila si penanya tetap meminta Anda menyebutkan angka, berikan jawaban berupa kisaran angka. Untuk menemukan kisaran yang tepat, pikirkan jumlah gaji yang Anda inginkan, gaji Anda sekarang dan standar gaji di pasaran untuk posisi Anda. Pertanyaan mengenai gaji termasuk hal penting, karena itu persiapkan jawabannya dengan baik.

Pertanyaan "mengapa"
Ada perbedaan besar antara pede dan membual. Bila Anda ditanya mengapa mereka harus menerima Anda, maka jawablah dengan jujur dan percaya diri tentang keterampilan dan kelebihan Anda. Tapi hindari bicara terlalu berlebihan atau membual.

Mungkin awalnya agak sulit membicarakan kelebihan diri sendiri, karena itu jangan segan berlatih. Sambil berkaca di depan cermin, katakan, "Saya orang yang bertanggung jawab, berintegritas, punya jaringan yang luas. Saya selalu gigih mencapai tujuan saya,", dan kelebihan-kelebihan lainnya.

Pertanyaan "aneh"
Banyak pertanyaan tak terduga dan mungkin terdengar aneh, dalam sebuah wawancara. Misalnya saja, pertanyaan "jika Anda pohon, maka pohon apakah Anda?", atau binatang, atau mobil. Jawaban dari pertanyaan ini akan memberikan gambaran bagi si penanya untuk mengetahui kepribadian calon karyawan, termasuk juga motivasi serta kekuatannya.

Bila Anda diberi pertanyaan seperti ini, jangan panik. Tarik napas dan tenangkan diri sebelum menjawabnya. Ingatlah bahwa tidak ada jawaban "benar atau salah" untuk pertanyaan ini. Terkadang pertanyaan ini juga dilontarkan untuk melihat reaksi Anda dan bagaimana Anda mengatasi hal-hal tak terduga.

modal utama pencari kerja

Ketika sudah bicara mencari pekerjaan, sepertinya tidak ada kesimpulan yang “wah” atau “aduhai”. Sebagian besar kita punya kesimpulan yang “aduuuh”. Hanya sedikit dari sekian ribu angkatan kerja pertahun yang punya kesimpulan “aduhai”. Sampai-sampai ada guyonan banyak yang ijazahnya terbakar karena saking seringnya di-fotocopy untuk urusan melamar kerja.


Saking sulitnya mencari kerja itu hingga tidak sedikit yang akhirnya menyimpulkan bahwa mencari kerja ini adalah urusan nasib. Nasib di sini maksudnya adalah sebuah wilayah yang tak terjamahkan oleh prediksi. Mengapa pekerjaan itu sedemikian sulit ditemukan di negeri sendiri? Kalau melihat ke lapangan, ada sedikitnya dua hal yang perlu disadari:

1. Faktor eksternal.

Untuk mendapatkan pekerjaan yang “asal kerja” saja ini memang sulit, apalagi yang benar-benar sesuai dengan background pendidikan. Ini lebih sulit lagi. Sejumlah kesulitan itu disebabkan, antara lain:

• Kondisi ekonomi secara makro sampai ke mikro.
• Ketidakseimbangan pertumbuhan antara peluang kerja baru untuk lulusan baru dan jumlah lulusan baru (berlaku untuk daerah tertentu atau bidang tertentu)
• Tingginya persyaratan yang ditetapkan perusahaan untuk tenaga baru
• Tingginya biaya kerja ke luar negeri bagi yang punya keinginan ke sana
• Jauhnya link-match antara yang diberikan lembaga pendidikan (supplier) dan yang diminta industri (demander)
• Adanya KKN formal dan non-formal yang belum bisa dibersihkan secara tuntas dalam birokrasi swasta atau pemerintah untuk urusan penerimaan tenaga baru
• Model persaingan yang tidak jelas sebagai akibat dari pemerataan pembangunan yang belum optimal dilakukan pemerintah
• Lemahnya niat baik para pemilik peluang untuk menolong para pekerja baru (aturan normatif) atas nama sesama bangsa sendiri
• Dan lain-lain dan seterusnya.

2. Faktor internal

Karena menghadapi kesulitan yang saking sulitnya dijabarkan dengan kata-kata dan logika itu, maka tak sedikit dari kita yang terungkap dalam kata-kata, misalnya: saya sudah frustasi, saya sudah putus asa, saya sudah tidak mau lagi nglamar-ngalamar kerja karena toh hasilnya sama, dan lain-lain.

Sadar atau tidak sadar, sebetulnya inilah masalah yang ada di dalam diri kita. Artinya, jika kita ternyata belum mendapatkan pekerjaan sampai hari ini padahal kita sudah lama diwisuda, maka yang ikut andil untuk menciptakan keadaan semacam ini bukan saja sulitnya mencari kerja di negeri sendiri, tetapi juga karena kita sudah malas-malasan, frustasi, sudah putus asa, dan semisalnya.

Kalau dijelaskan dengan logika perjuangan, maka masalah yang kedua ini yang lebih berbahaya. Kenapa? Sesulit apapun persoalan mencari kerja ini, namun kalau kita tetap mencari dengan kegigihan dan kemauan keras, maka (menurut “Teori Tuhannya”), kita PASTI akan mendapatkan pekerjaan. Soal ini cocok atau tidak menurut versi kita, soal itu kapan dan dimana, ini soal teknis orang hidup. Kita dituntut untuk pandai-pandai mempertimbangkannya.

Tetapi akan berbeda halnya ketika kita sudah tahu sedang menghadapi keadaan eksternal yang sulit ditambah lagi dengan respon (cara menghadapi) yang negatif. Bisa kita bayangkan sendiri. Keadaan eksternal yang mudah saja akan menjadi tidak mudah apabila ditanggapi secara negatif, apalagi keadaan yang sulit dihadapi dengan respon yang negatif. Sulitnya berlipat ganda, tentu.

Selain ada masalah mentalitas, masalah yang kerap muncul juga adalah soal keahlian teknis atau keahlian kerja. Keahlian kerja adalah jenis ilmu pengetahuan khusus yang bisa digunakan untuk menyelesaikan persoalan di tempat kerja. Kalau kita hanya tahu akunting dari teori-teorinya, belum tentu ini bisa digunakan untuk menyelesaikan persoalan di tempat kerja. Dunia kerja menuntut penguasaan teori dan praktek. Soal kadarnya berapa, ini yang akan berbicara nanti proses.

Dari berbagai kasus di lapangan menunjukkan bahwa rendahnya penguasaan teknis (keahlian kerja) yang dimiliki oleh angkatan kerja baru, ini tak hanya mempersulit calon pencari kerja saja, tetapi juga ikut mempersulit perusahaan pencari tenaga kerja (pemilik peluang). Sampai-sampai ada ungkapan: kalau sekedar ingin mencari orang yang mau kerja atau ingin kerja, ini jumlahnya berlebih. Tapi untuk mendapatkan orang yang mau dan mampu bekerja, ini jumlahnya selalu kurang. Karena itu, tak sedikit dari pemilik peluang yang berinisiatif untuk iklan meski harus bayar mahal.

Ini semua sebetulnya adalah masalah sudah kita ketahui. Mencari pekerjaan memang sulit. Karena itu, dibutuhkan usaha yang serius supaya bisa mendapatkannya. Cuma memang yang lebih sering terjadi, pengetahuan kita tentang sulitnya mencari pekerjaan itu kurang kita gunakan untuk mendorong kesadaran untuk menciptakan penyiasatan-penyiasatan yang kreatif guna mempercepat proses mendapatkan pekerjaan.


Butuh Strategi

Penyiasatan yang perlu kita lakukan untuk mempercepat proses itu mencakup dua hal, yaitu: a) Strategi teknis, dan b) Strategi non-teknis. Di antara strategi teknis itu misalnya:

1. Perlu memperbaiki penulisan surat lamaran

Ada pengalaman sedikit yang mungkin bisa diajadikan pelajaran, yaitu soal mengisi formulir. Meski semua orang pada dasarnya bisa mengisi apa yang diminta dalam formulir tetapi prakteknya tidak sedikit dari kita yang tidak mau dan tidak mampu, katakanlah di sini misalnya tinggi dan berat badan, berkacatama atau tidak, dan lain-lain. Bagi kita mungkin ini tidak penting tetapi bagi para pengambil keputusan, bisa jadi ini penting. Ketika yang diminta itu kosong, pengambil keputusan biasanya tidak mau ambil pusing soal itu. Lain soal jika jumlah pelamarnya sedikit.

Itu contoh kecil. Maksud saya, meski yang kita butuhkan adalah pekerjaan, tetapi hendaknya kita juga perlu memperbaiki perantara atau instrumen yang berlaku untuk mendapatkan pekerjaan itu. Perantara yang sangat penting di sini adalah seperangkat surat lamaran yang berisi antara lain: surat lamaran, CV atau resume, ijasah, sertifikat, dan lain-lain.

Kita perlu sadar bahwa meski semua orang bisa menulis surat lamaran, tetapi soal kualitas fisik dan isinya bermacam-macam. Ada yang baik, menarik, dan OK punya, tetapi ada yang terkesan asal-asalan. Tugas kita di sini adalah memperbaiki tampilan fisiknya dan isinya. Untuk ini, ada banyak cara dan petunjuk. Anda bisa membaca artikel tentang ini di website ini, bisa melihat di buku, bisa mencontoh dari orang-orang yang anda kenal. Intinya, jangan sampai menimbulkan kesan asal-asalan atau tidak lengkap.

2. Perlu memperbanyak cara.

Dalam situasi yang sulit seperti ini, mungkin lebih tepat kalau kita menggunakan “Hukum Kemungkinan”. Artinya, semakin banyak cara yang kita tempuh, berarti semakin besar kemungkinannya. Semakin sedikit cara yang kita tempuh, berarti semakin kecil kemungkinannya. Sekedar untuk menyebutkan cara itu, misalnya: melalui iklan di media cetak, melalui iklan di media elektronik, on-line, melalui pameran, melalui orang (jaringan), atau melalui perusahaan.

Saya ingin memberi catatan sedikit tentang dua cara yang terakhir. Sejauh yang selama ini kerap kita lihat, melamar pekerjaan melalui orang atau jaringan memang jauh lebih efektif dan efisien. Terlepas di situ ada KKN-nya atau tidak, tetapi cara ini akan menempatkan kita menjadi orang “khusus”. Konon, di Amerika yang tidak seruwet di kita dalam hal mencari kerja, 60 % para pekerja mendapatkan pekerjaan dari networking atau dari mulut ke mulut.

Yang menjadi soal adalah, bagaimana cara mendapatkan orang yang menolong kita itu? Ada tip sedikit yang bisa kita jalankan. Pertama, cara langsung. Anda bisa menanyakan langsung kepada orang yang sudah anda kenal seputar lowongan pekerjaan. Kedua, cara yang tidak langsung. Anda bisa menanyakan soal lowongan dari orang yang dikenal oleh orang yang anda kenal. Ketiga, memperbaiki dan memperjelas profile.

Bagaimana dengan melalui perusahaan jasa rekrutmen atau konsultan? Ini juga bagus. Saya kira sekarang ini sudah mulai banyak perusahaan yang bergerak di bidang rekrutmen, seleksi dan penempatan. Ada yang bisa pakai on-line, pakai sms, atau datang langsung. Khusus untuk penempatan dalam negeri, biasanya pihak perusahaan tidak meminta yang macam-macam dari pelamar selain seperangkat surat lamaran. Lain soal untuk yang di luar negeri.

3. Perlu memperbanyak sasaran yang relevan.

Di era sekarang ini sudah banyak jenis usaha atau pekerjaan yang tidak ada sekolahnya atau yang tidak ada jurusannya, khususnya industri jasa. Karena itu, akan lebih tepat kalau kita tidak terpaku hanya melamar pekerjaan atau profesi yang sesuai dengan later belakang pendidikan. Asalkan ada keterkaitan dan anda tahu anda bisa, tidak ada salahnya juga anda mengajukan diri.

4. Perlu memperbanyak sumber informasi

Sebagian besar informasi lowongan kerja itu tidak ter-publikasikan ke umum. Yang kita baca di koran, di majalah, di tempat-tempat umum itu hanya sebagian kecilnya saja. Karena itu dibutuhkan kemampuan mencari informasi yang baik. Untuk memiliki kemampuan ini memang mau tidak mau harus banyak membaca, bertanya, bergaul, menyelidiki, atau masuk komunitas tertentu.

5. Perlu menambah keahlian yang supportive / yang relevan

Ini terkait dengan kecepatan. Kalau anda lulusan perhotelan dan anda juga punya penguasaan bahasa asing yang bagus, ini nilainya beda dengan ketika anda hanya tahu soal hotel. Akan lebih bagus lagi kalau anda juga tahu soal komputer, transportasi, dan lain-lain. Artinya, semakin banyak anda melengkapi keahlian utama dengan keahlian pendukung, semakin cepat anda mendapatkan pekerjaan. Langkah anda menjadi semakin luas. Inilah yang disebut dengan memperbaiki profile itu.

Yang tak kalah pentingnya di sini adalah memperkuat keimanan pada Tuhan. Ini salah satu masalah non-teknis yang perlu kita perbaiki. Keimanan terkait dengan sejauhmana kita sanggup melakukan upaya pencarian yang terus menerus sampai dapat.

keuntungan dan kerugian mengirim lamaran secara online

Tak dapat disangkal lagi bahwa adanya internet dengan fasilitas email membuat suatu terobosan baru dalam melamar pekerjaan. Cara konvensional dengan berburu iklan lowongan di koran setiap sabtu dan minggu, untuk kemudian mengirimkan lamaran tertulis melalui pos, perlahan mulai ditinggalkan.

Memang pada awalnya orang berpikir bahwa prosedur melamar pekerjaan secara tertulis akan musnah seiring dengan memasyarakatnya penggunaan internet. Namun hingga saat ini, iklan lowongan pekerjaan di koran justru semakin banyak dan pengiriman lamaran tertulis tak juga punah.

Segala kemudahan mengirim lamaran online baik melalui email atau dengan proses online apply yang disediakan oleh situs lowongan pekerjaan, pada awalnya disambut dengan sangat antusias. Baik bagi para employer (perusahaan) ataupun pencari kerja.
Dari sisi pencari kerja, terdapat penghematan luar biasa dimana biaya pos yang mahal dapat ditekan berganti dengan biaya ngenet yang jauh lebih murah. Bagi perusahaan juga begitu, mereka tidak perlu harus tenggelam ke dalam tumpukan dokumen kertas yang berjibun.

Tapi akhir-akhir ini, terjadi kecenderungan bahwa pihak employer kini lebih memperhatikan lamaran yang dikirim dengan cara konvensional. Alasannya, mereka yang mengirimkan lamaran dengan cara ini lebih antusias dan menaruh perhatian terhadap lowongan pekerjaan yang mereka buka.

Karena menurut para employer, mereka rela membayar lebih mahal, memeras tenaga lebih besar, dan membuang waktu lebih banyak ketimbang mereka yang mengirim lamaran lewat email ataupun online apply yang kerapkali tidak muncul saat panggilan test / wawancara. Sebab mereka yang melamar secara
online seringkali sekedar iseng-iseng karena saking mudahnya mengirimkan lamaran.

Di lain pihak ada salah seorang HRD pernah berkata bahwa ia lebih suka memanggil calon karyawan yang melamar melalui lamaran tertulis via pos dengan alasan yang sangat sederhana, karena ia tak perlu lagi mencetak softcopy dokumen dari kandidat yang akan ia wawancara.

Kecenderungan ini muncul karena penyalahgunaan kemudahan pengiriman lamaran online oleh para pencari kerja. Main kirim lamaran online tanpa mempedulikan kriteria yang ditentukan oleh pemasang iklan lowongan kerja dan main klik online apply tanpa peduli apakah ybs mau hadir dalam wawancara atau test.

Oleh karena itu, gunakan dengan bijak kemudahan teknologi sehingga tidak membuat orang merasa dirugikan.


Tips Membuat Email
Membuat email yang digunakan khusus untuk melamar kerja juga bagian penting dalam melamar pekerjaan yang harus Anda perhatikan. Pastikan bahwa email yang Anda buat dapat bertahan lama, karena jangan sampai Anda harus bergonta-ganti email, sebab boleh jadi perusahaan yang berminat dengan Anda mengirimkan panggilan wawancara atau tes melalui email.

Sering terjadi lamaran yang kita kirim via email tak mendapat balasan hingga kita melupakannya namun beberapa bulan kemudian dibalas melalui email. Maka dari itu pastikan email Anda bisa bertahan lebih dari satu tahun. Dibawah ini ada beberapa tips membuat email untuk melamar pekerjaan :

1.
Buat alamat email di webmail service yang terkemuka baik yang berbayar (CBN, Indosat, Centrin, dsb) maupun gratis (Yahoo, Google, dsb). Hindari menggunakan jasa webmail service yang tidak jelas, selain belum tentu bisa eksis dalam waktu lama, informasi privacy Anda bisa disalahgunakan.

2. Jangan menggunakan nama alamat email yang terkesan nyeleneh atau porno, misalnya: mambu@yahoo.com, fu*k@gmail.com, dsb. Kredibilitas Anda langsung jatuh di mata HRD. Disarankan sekali kalau bisa menggunakan nama pribadi contoh : dharmawan@carikarir.com.

3. Sebaiknya Anda membuat email yang memiliki kemampuan POP3 sehingga Anda dapat mendownload email ke software email client seperti Outlook. Dengan demikian kita dapat memantau email dengan lebih cepat dan seksama tanpa harus berlama-lama mengecek email langsung di webmail service.

tips mengirim lamaran kerja dengan email

Saat ini sudah banyak perusahaan yang mengijinkan para calon karyawan untuk mengirimkan lamarannya lewat email. Hal ini tentunya menguntungkan baik bagi perusahaan maupun pelamar.
Bagi perusahaan, ini akan mengurangi jumlah surat lamaran dalam bentuk kertas yang harus mereka terima dan arsipkan. Selain itu, lebih mudah bagi perusahaan untuk mengirimkan balasan surat lamaran berbentuk email tersebut ke para pelamarnya.
Bagi calon karyawan, ini akan menolong mereka untuk mengirimkan lamaran secara cepat. Jika anda mengirimkan lamaran ke banyak perusahaan, dengan mudah anda dapat mengkopi email lamaran anda sebelumnya dan menyesuaikannya.
Isi surat lamaran di email, sama dengan isi surat lamaran biasa. Perbedaaannya hanya pada cara pengirimannya saja. Sehingga semua tips & trick menulis surat lamaran kerja tetap perlu anda ikuti.

Berikut ini tips dan trick menulis dan mengirimkan surat lamaran di email.

1. Judul Email

Judul email anda haruslah menolong penerimanya untuk segera mengetahui maksud dari email anda. Karena itu tuliskan judul yang jelas tetapi singkat. Sebagai contoh, anda dapat menuliskannya sebagai berikut “Lamaran untuk Posisi Manajer Pemasaran”.

Catatan : Baca dengan baik iklan lowongan kerja tersebut. Sering kali mereka meminta anda menuliskan kode tertentu di judul atau subject email anda. Terutama jika pada saat yang bersamaan mereka mempunyai beberapa lowongan pekerjaan.

2. Dimana Surat Lamaran Ditulis

Apakah surat lamaran ditulis di badan email atau di file tersendiri. Sesuai ketentuan umum berbagai perusahaan yang bergerak di bidang recruiting baik perusahaan nasional maupun multinational. Bahwa surat lamaran
(cover letter) dapat langsung ditulis pada badan email (di dalam email).

3. Bagaimana dengan Resume

Jangan menulis resume anda di badan email. Tuliskan dalam file tersendiri dan jadikan sebagai lampiran (attach) email anda.

4. Jenis File Attachment yang Dikirim

Pada umumnya perusahaan akan menuliskan pada iklan lowongan kerjanya, jenis file yang boleh anda kirim. Walaupun umumnya meminta file MS Word, terkadang mereka mengijinkan anda untuk mengirimkan file berformat pdf atau xls atau txt. Jika tidak disebutkan, kirimkan resume anda dalam file MS Word (.doc).

5. Ukuran/Bobot (Size) Email

Usahakan ukuran email anda termasuk lampirannya (attach) tidak melebihi 300 kb. Ukuran email ini terutama dipengaruhi oleh ukuran file yang di-attach (dilampirkan). Karena itu periksa besar file yang anda lampirkan. Jika anda diminta menyertakan foto, jangan masukkan file foto yang size-nya (bobot filenya) terlalu besar. Perkecil size-nya (bobot filenya) dengan menggunakan berbagai jenis program photo editor.

6. Dijadikan Satu dalam Bentuk ZIP

Bentuk file zip adalah bentuk file yang dimampatkan (dipadatkan) dan saat ini sudah umum dilakukan. Bahkan banyak perusahaan yang meminta agar file-file yang dilampirkan (di attach) dijadikan satu dalam sebuah file zip. Sehingga selain size-nya (ukuran file) menjadi lebih kecil/ringan, juga jumlah file yang dikirim (di attach) menjadi hanya satu file. Ini memudahkan pihak perusahaan dalam mendokumentasikan dan menyortir file-file dari pelamar.

7. File Attachment yang Terlalu Besar Akan Diabaikan

Dapat anda bayangkan sendiri, bila anda menerima kiriman file di email yang size-nya besar, misalkan sampai lebih dari 1 MB. Tentunya anda malas untuk membukanya (men-download-nya). Demikian juga dengan perusahaan yang menerima email lamaran kerja anda. Bila file attach-nya terlalu besar, otomatis perusahaan tersebut akan malas untuk membuka/mendowload file kiriman anda. Dengan kata lain anda telah gagal hanya di masalah pengiriman email saja. Jadi ikutilah tips nomor 5 di atas.

8. Lakukan Uji Coba Pengiriman Email

Untuk surat lamaran yang dikirim lewat email, selain melakukan proof read, anda juga perlu melakukan uji coba pengiriman. Lakukan ini dengan mengirimkan email lamaran anda, lengkap dengan attachment-nya ke alamat email anda yang
ainnya. Tentunya jangan kirimkan email percobaan tersebut ke email perusahaan yang anda tuju. Dengan melakukan uji coba terlebih dulu, maka anda dapat melihat sendiri hasil pengiriman email anda tersebut. Untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan bila diperlukan.

Uji coba pengiriman email ini SANGAT DIPERLUKAN. Karena sering kali format email yang anda kirim berubah setelah sampai di alamat email lain. Misalkan mengirimkan email dari Yahoo ke Gmail, atau sebaliknya.

Jika anda hanya mempunyai satu alamat email, anda bisa membuat alamat email baru di Yahoo, Gmail, atau Hotmail (silakan klik) atau yang lainnya

menyiasati wawancara kerja

Wawancara kerja saat ini merupakan salah satu cara yang sangat populer sebagai salah satu metode untuk menyeleksi karyawan. Bagi perusahaan-perusahaan kecil dan menengah wawancara kerja seringkali merupakan metode yang paling diandalkan, mengingat biaya yang dikeluarkan relatif murah dan “user” (baca: atasan) dapat langsung bertatap muka dengan si pelamar. Bahkan pada jabatan tertentu wawancara kerja bisa dilakukan berkali-kali, sebelum calon karyawan diputuskan untuk diterima bekerja. Sementara bagi para pencari kerja, wawancara kerja mungkin sudah dianggap sebagai “menu sehari-hari” yang harus dilalui sebelum resmi diterima bekerja. Anehnya, meskipun sudah memahami betul bahwa wawancara merupakan suatu hal yang biasa dilalui dalam melamar pekerjaan, banyak sekali para pelamar yang tidak siap untuk menghadapi wawancara kerja. Tidak jarang mereka merasa langsung gugup bahkan patah semangat ketika dipanggil untuk wawancara, karena sudah seringkali gagal. Forum konseling dalam website ini banyak dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut bagaimana cara menghadapi wawancara kerja. Para penanya tersebut banyak yang menceritakan bahwa mereka telah berkali-kali gagal “melewati” wawancara kerja meskipun diakui bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh “recruiter” (petugas rekrutmen & seleksi) relatif sama antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain tempat mereka melamar pekerjaan. Ada juga penanya yang mengatakan bahwa ia berkali-kali selalu lolos dari semua metode seleksi yang lain (test tertulis, psiko test, dan test ketrampilan) tetapi tetap gagal ketika wawancara.

Permasalahan diatas menggelitik saya untuk mencari tahu lebih jauh apa sebenarnya wawancara kerja. Mengapa wawancara kerja ini penting dilakukan dan mengapa banyak pelamar yang gagal dalam menjalani wawancara kerja tersebut. Lalu kemudian apa saja yang harus dilakukan oleh para pelamar untuk menyiasati wawancara kerja supaya berhasil.




Tujuan Wawancara Kerja
Wawancara kerja (job interview) saat ini merupakan salah satu aspek penting dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Meskipun validitas wawancara dianggap lebih rendah jika dibandingkan dengan metode seleksi yang lain seperti psiko test, namun wawancara memiliki berbagai kelebihan yang memudahkan petugas seleksi dalam menggunakannya.

Apapun penilaian pelamar (calon karyawan), wawancara kerja sebenarnya memberikan suatu kesempatan atau peluang bagi pelamar untuk mengubah lowongan kerja menjadi penawaran kerja. Mengingat bahwa wawancara kerja tersebut merupakan suatu proses pencarian pekerjaan yang memungkinkan pelamar untuk memperoleh akses langsung ke perusahaan (pemberi kerja), maka “performance” wawancara kerja merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam menentukan apakah pelamar akan diterima atau ditolak.

Bagi si pelamar, wawancara kerja memberikan kesempatan kepadanya untuk menjelaskan secara langsung pengalaman, pengetahuan, ketrampilan, dan berbagai faktor lainnya yang berguna untuk meyakinkan perusahaan bahwa dia layak (qualified) untuk melakukan pekerjaan (memegang jabatan) yang ditawarkan. Selain itu wawancara kerja juga memungkinkan pelamar untuk menunjukkan kemampuan interpersonal, professional, dan gaya hidup atau kepribadian pelamar. Jika di dalam CV (Curriculum Vitae) pelamar hanya bisa mengklaim bahwa dirinya memiliki kemampuan komunikasi dan interpersonal yang baik, maka dalam wawancara dia diberi kesempatan untuk membuktikannya.

Bagi perusahaan, wawancara kerja merupakan salah satu cara untuk menemukan kecocokan antara karakteristik pelamar dengan dengan persyaratan jabatan yang harus dimiliki pelamar tersebut untuk memegang jabatan / pekerjaan yang ditawarkan. Secara umum tujuan dari wawancara kerja adalah:
• Untuk mengetahui kepribadian pelamar
• Mencari informasi relevan yang dituntut dalam persyaratan jabatan
• Mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan bagi jabatan dan perusahaan
• Membantu perusahaan untuk mengidentifikasi pelamar-pelamar yang layak untuk diberikan penawaran kerja.

Teknik Wawancara Kerja
Dua teknik wawancara yang biasa dipergunakan perusahaan dalam melakukan wawancara kerja adalah wawancara kerja tradisional dan wawancara kerja behavioral. Dalam prakteknya perusahaan seringkali mengkombinasikan kedua teknik ini untuk memperoleh data yang lebih akurat.

1. Wawancara kerja tradisional menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti “mengapa anda ingin bekerja di perusahaan ini”, dan “apa kelebihan dan kekurangan anda”. Kesuksesan atau kegagalan dalam wawancara tradisional akan sangat tergantung pada kemampuan si pelamar dalam berkomunikasi menjawab pertanyaan-pertanyaan, daripada kebenaran atau isi dari jawaban yang diberikan. Selain itu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih banyak bersifat mengklarifikasikan apa yang ditulis dalam surat lamaran dan CV pelamar. Dalam wawancara kerja tradisional, recruiter biasanya ingin menemukan jawaban atas 3 (tiga) pertanyaan: apakah si pelamar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan, apakah si pelamar memiliki antusias dan etika kerja yang sesuai dengan harapan recruiter, dan apakah si pelamar akan bisa bekerja dalam team dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan budaya perusahaan.

2. Wawancara kerja behavioral didasarkan pada teori bahwa “performance” (kinerja) di masa lalu merupakan indikator terbaik untuk meramalkan perilaku pelamar di masa mendatang (baca: ketika bekerja). Wawancara kerja dengan teknik ini sangat sering digunakan untuk merekrut karyawan pada level managerial atau oleh perusahaan yang dalam operasionalnya sangat mengutamakan masalah-masalah kepribadian. Wawancara kerja behavioral dimaksudkan untuk mengetahui respon pelamar terhadap suatu kondisi atau situasi tertentu sehingga pewawancara dapat melihat bagaimana pelamar memandang suatu tantangan/permasalahan dan menemukan solusinya. Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya diajukan antara lain: "coba anda ceritakan pengalaman anda ketika gagal mencapai target yang ditetapkan”, dan “berikan beberapa contoh tentang hal-hal apa yang anda lakukan ketika anda dipercaya menangani beberapa proyek sekaligus”. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut si pelamar perlu mempersiapkan diri untuk mengingat kembali situasi, tindakan dan hasil yang terjadi pada saat yang lalu. Selain itu, sangat penting bagi pelamar untuk memancing pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut dari pewawancara agar dapat menjelaskan secara rinci gambaran situasi yang dihadapinya. Untuk itu diperlukan ketrampilan berkomunikasi yang baik dari si pelamar. Keberhasilan atau kegagalan dalam wawancara ini sangat tergantung pada kemampuan pelamar dalam menggambarkan situasi yang berhubungan dengan pertanyaan pewawancara secara rinci dan terfokus. Dalam wawancara kerja behavioral, si pelamar harus dapat menyusun jawaban yang mencakup 4 (empat) hal: (1) menggambarkan situasi yang terjadi saat itu, (2) menjelaskan tindakan-tindakan yang diambil untuk merespon situasi yang terjadi, (3) menceritakan hasil yang dicapai, dan (4) apa hikmah yang dipetik dari kejadian tersebut (apa yang dipelajari).
Dalam wawancara behavioral ini teknik yang paling sering dipergunakan adalah yang disebut S-T-A-R atau S-A-R atau P-A-R.