Rabu, 15 April 2009

keuntungan dan kerugian mengirim lamaran secara online

Tak dapat disangkal lagi bahwa adanya internet dengan fasilitas email membuat suatu terobosan baru dalam melamar pekerjaan. Cara konvensional dengan berburu iklan lowongan di koran setiap sabtu dan minggu, untuk kemudian mengirimkan lamaran tertulis melalui pos, perlahan mulai ditinggalkan.

Memang pada awalnya orang berpikir bahwa prosedur melamar pekerjaan secara tertulis akan musnah seiring dengan memasyarakatnya penggunaan internet. Namun hingga saat ini, iklan lowongan pekerjaan di koran justru semakin banyak dan pengiriman lamaran tertulis tak juga punah.

Segala kemudahan mengirim lamaran online baik melalui email atau dengan proses online apply yang disediakan oleh situs lowongan pekerjaan, pada awalnya disambut dengan sangat antusias. Baik bagi para employer (perusahaan) ataupun pencari kerja.
Dari sisi pencari kerja, terdapat penghematan luar biasa dimana biaya pos yang mahal dapat ditekan berganti dengan biaya ngenet yang jauh lebih murah. Bagi perusahaan juga begitu, mereka tidak perlu harus tenggelam ke dalam tumpukan dokumen kertas yang berjibun.

Tapi akhir-akhir ini, terjadi kecenderungan bahwa pihak employer kini lebih memperhatikan lamaran yang dikirim dengan cara konvensional. Alasannya, mereka yang mengirimkan lamaran dengan cara ini lebih antusias dan menaruh perhatian terhadap lowongan pekerjaan yang mereka buka.

Karena menurut para employer, mereka rela membayar lebih mahal, memeras tenaga lebih besar, dan membuang waktu lebih banyak ketimbang mereka yang mengirim lamaran lewat email ataupun online apply yang kerapkali tidak muncul saat panggilan test / wawancara. Sebab mereka yang melamar secara
online seringkali sekedar iseng-iseng karena saking mudahnya mengirimkan lamaran.

Di lain pihak ada salah seorang HRD pernah berkata bahwa ia lebih suka memanggil calon karyawan yang melamar melalui lamaran tertulis via pos dengan alasan yang sangat sederhana, karena ia tak perlu lagi mencetak softcopy dokumen dari kandidat yang akan ia wawancara.

Kecenderungan ini muncul karena penyalahgunaan kemudahan pengiriman lamaran online oleh para pencari kerja. Main kirim lamaran online tanpa mempedulikan kriteria yang ditentukan oleh pemasang iklan lowongan kerja dan main klik online apply tanpa peduli apakah ybs mau hadir dalam wawancara atau test.

Oleh karena itu, gunakan dengan bijak kemudahan teknologi sehingga tidak membuat orang merasa dirugikan.


Tips Membuat Email
Membuat email yang digunakan khusus untuk melamar kerja juga bagian penting dalam melamar pekerjaan yang harus Anda perhatikan. Pastikan bahwa email yang Anda buat dapat bertahan lama, karena jangan sampai Anda harus bergonta-ganti email, sebab boleh jadi perusahaan yang berminat dengan Anda mengirimkan panggilan wawancara atau tes melalui email.

Sering terjadi lamaran yang kita kirim via email tak mendapat balasan hingga kita melupakannya namun beberapa bulan kemudian dibalas melalui email. Maka dari itu pastikan email Anda bisa bertahan lebih dari satu tahun. Dibawah ini ada beberapa tips membuat email untuk melamar pekerjaan :

1.
Buat alamat email di webmail service yang terkemuka baik yang berbayar (CBN, Indosat, Centrin, dsb) maupun gratis (Yahoo, Google, dsb). Hindari menggunakan jasa webmail service yang tidak jelas, selain belum tentu bisa eksis dalam waktu lama, informasi privacy Anda bisa disalahgunakan.

2. Jangan menggunakan nama alamat email yang terkesan nyeleneh atau porno, misalnya: mambu@yahoo.com, fu*k@gmail.com, dsb. Kredibilitas Anda langsung jatuh di mata HRD. Disarankan sekali kalau bisa menggunakan nama pribadi contoh : dharmawan@carikarir.com.

3. Sebaiknya Anda membuat email yang memiliki kemampuan POP3 sehingga Anda dapat mendownload email ke software email client seperti Outlook. Dengan demikian kita dapat memantau email dengan lebih cepat dan seksama tanpa harus berlama-lama mengecek email langsung di webmail service.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar